Rabu, 10 Agustus 2016

MIKROBIOLOGI II



MIKROBIOLOGI II
INFEKSI ASAL ARTROPODA”

 

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang  telah memberikan rahmat dan karunia-Nya  Sehingga  penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang mata kuliah “Mikrobiologi II” , dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang mendorong atau memotivasi pembuatan makalah ini supaya lebih baik dan lebih efisien. Penulis  mengucapkan terima kasih kepada Bu Laili Rahmi sebagai dosen pembimbing dalam menyerahkan penyusunan makalah ini.

Makalah ini disajikan secara sistematis dan saya sebagai penulis berusaha untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan supaya mudah di mengerti oleh semua mahasiswa/i. Selain itu,untuk mempermudah dalam memahami makalah ini disusun atas beberapa info tambahan dari berbagai buku dan internet.
                                       Akhir kata, tiada gading yang tak retak,demikian pula dengan makalah ini,masih jauh dari sempurna. Oleh karena Itu saya sebagai penulis Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.Saran dan kritik dari ibu/bapak sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
                           Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terimakasih.


Pekanbaru, Desember 2014


Penulis










DAFTAR ISI

                           Hal
KATA PENGANTAR............................................................................................ .........
DAFTAR ISI... ..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .................................................................................................... .........
1.2  Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3  Tujuan Masalah..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Artropoda sebagai Inang dan Sebagai Vektor Mikroba...............................................
2.2 Artropoda sebagai Vektor Biologis .............................................................................
2.3 Penyakit yang ditularkan oleh Artropoda ...................................................................

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan  ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................















BAB I
PENDAHULUAN

1.1         LATAR BELAKANG
Artropoda merupakan sumber terpenting penyakit manusia. Mereka merupakan anggota filum Artropoda dengan kumpulan spesies terbesar di dalam dunia hewan. An lebih dari 900.000 spesies artropoda yang telah dikelan dan ribuan lainnya masih belum diklasifikasikan.
Jenis-jenis artropoda tertentu penting artinya dari segi medis tidak hanya karena mampu menyebabkan kerusakan nekrotik, kerusakan parah, dan alergi tetapi karena beberapa diantaranya dapat berfungsi sebagai inang intermediet bagi parasit.
Arthropoda sebagai penyebab penyakit dimana arthropoda dapat menyebabkan penyakit tanpa perantara penular penyakit dalam artian secara langsung, bisa berupa gangguan langsung maupun tidak langsung serta kendala lainnya. Pada umumnya semua jenis arthropoda dapat menyebabkan penyakit , salah satunya adalah entomophoby (rasa takut) ini tergantung dari orang yang mengalami rasa takut terhadap jenis arhtropoda tertentu.
Bila mempertimbangkan banyaknyaorang yang terpengaruh dan jumklah kematian yang disebabkannya, maka pentingnya mengetahui makhluk hidup ini ditekankan. Infeksi asal artropoda tersebar luas di permukaan bumi selama berabad-abad, penyakit semacam itu menimbulkan banyak penderitaan, kerugian ekomonis, dan kematian di dalam populasi manusia.


1.2         RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menjelaskan tentang :
ü  Artropoda sebagai inang dan sebagai vektor mikroba
ü  Artropoda sebagai vektor biologis
ü  Penyakit yang ditularkan oleh artropoda : sampar, demam kuning dan malaria.






1.3         TUJUAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
ü  Untuk mengetahui bagaimana artropoda sebagai inang dan sebagai vektor mikroba
ü  Untuk mengetahui bagaimana artropoda sebagai vektor biologis
ü  Untuk mengetahui apa saja penyakit yang ditularkan oleh artropoda : sampar, demam kuning dan malaria



























BAB II
PEMBAHASAN

2.1     ARTROPODA SEBAGAI INANG DAN SEBAGAI VEKTOR MIKROBA
Sebagian besar mikroorganisme yang menggunakan artropoda sebagai vektor telah dapat menyesuaikan diri sedemikian rupa baik dengan inangnya sehingga tidak membahayakan serta tidak merusak jaringan. Dalam kasus semacam ini maka pemindahsebaran mikroba ke manusia serta hewan terjadi secara kebetula, dan seringkali secara tidak segaja menyebabkan terjadinya kelangsungan hidup spesies mikroba yang bersangkutan.
Arthropoda sebagai vektor (penular) penyakit berarti arthropoda yang dapat memindahkan suatu penyakit dari orang yang sakit terhadap orang yang sehat dimana dalam hal ini arthropoda secara aktif menularkan mikroorganisme/ bibit penyakit seperti kuman, virus, protozoa, cacing dsb dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai tuan rumah perantara dari mikroorganisme tersebut, contoh arthropoda : nyamuk, lalat, kutu, kecoak dsb.
Sebagi vektor mikroorganism, artropoda dapat berfungsi semata-mata sebagai vektor mekanis saran etiologis belaka. Lalat rumah, Musca domestica merupakan contoh klasik. Penyakit yang dipindahsebarkan olehnya meliputi salmonelosis dan penyakit enterik lainya, polio dan hepatitis yang menular.

2.2 ARTROPODA SEBAGAI VEKTOR BIOLOGIS
            Pada beberapa infeksi yang disebabkan oleh parasit, mikroorganisme patogeniknya melewatkan masa inkubasi dan berkembang didalam rongga usus atau usus tengah artropoda, pada infeksi yang disebabkan oleh riketsi, patogennya menjadi suatu inklusi intraseluler pada hampir tubuh artropoda. Virus asal artropoda biasanya berkembangbiak dalam serangga yang menjadi vektornya dan karena itu haurs mempunyai kemampuan khusus untuk berkembangbiak dengan baik di dalam sel artropoda maupun di dalam sel vertebrata.
Dengan beberapa perkecualian, artropoda yang menularkan penyakit biasanya menelan mikroorganisme patogenik. Tetapi bagaimana mereka sesunggguhnya menularkan penyakit itu berbeda-beda caranya. Mereka memperoleh patogen itu dari darah makananya yang berasal dari orang sakit dan kemudian menaruhnya dalam bentuk tetesan  yang dimuntahkan pada luka tusuk (seperti pada penyakit sampar). Cara inokulasi khusus pada penyakit utama disajikan pada tabel berikut :

o  Penyakit-penyakit utama pada manusia yang disebabkan oleh protozoa dan ditularkan oleh artropoda sebagai vektor biologis

Penyakit
Penyebab Penyakit (Penyebaran Geografis)
Vektor Biologis
Hubungan Antar Artropoda-Patogen-Manusia
Penyakit Chagas
Trypanosoma cruzi (Daratan Amerika Latin)
Serangga berhidung seperti kerucut (Triatoma spp,)
Patogen berkembangbiak di dalam usus tengah serangga. Diinokulasikan kepada manusia lewat garukan pad kulit atau lewat selaput mata
Tripanosomiasis Afrika (penyakit tidur)
Trypanosoma gambiense (Afrika Barat dan Tengah) T.rhodesiensi (Afrika Timur dan Tengah)
Lalat tsetse (Glossina spp)
Patogen berkembangbiak di usus tengah dan kelenjar ludah lalat. Manusia diinokulasi lewat gigitan.
Malaria
Plasmodium vivax
P. Malariae
P. Faciparum
(Di daerah beriklim panas)
Nyamuk (Anopheles spp)
Patogen melengkapi daur seksualnya, lalu berkembangbiak dengan sporogoni di dalam tubuh nyamuk. Manusia diinokulasi lewat gigitan.

o  Penyakit-penyakit utama pada manusia yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan oleh artropoda sebagai vektor biologis

Penyakit
Penyebab Penyakit (Penyebaran Geografis)
Vektor Biologis
Hubungan antar Artropoda-Patogen-Manusia
Sampar
Yersinia pestis (Afrika, Asia, Amerika Selatan & Amerika Serikat bagian Barat
Kutu  (“flea”) binatang pengerat (Xenopsylla cheopis), kutu manusia (Pulex irritans)
Patogen berkembangbiak di dalam usus kutu. Manusia diinokulasi lewat gigitan kutu
Cacar oleh riketsia
Riskettsia akari (Amerika Serikat, Rusia, Korea, dan Afrika)
Tungau tikus (Allodermonyssus sanguineus)
Patogen berkembangbiak dalam usus tungau. Manusia diinfeksi lewat gigitan tungau
Demam tifus klasik
Rickettsia prowazekii (di seluruh dunia)
Kutu badan (Pediculus humanus)
Patogen berkembangbiak di epitel usu tengah kutu. Manusia diinfeksi lewat gigitan, tinja, atau karena menghancurkan kutu di kulit

o  Penyakit-penyakit utama pada manusia yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh artropoda sebagai vektor biologis

Penyakit
Penyebab Penyakit (Penyebaran Geografis)
Vektor Biologis
Hubungan antar Artropoda-Patogen-Manusia
Demam kuning
Virus demam kuning (togavirus) (Afrika dan Amerika serikat)
Nyamuk (Aedes spp, haemagogus spp)
Patogen berkembangbiak di dalam jaringan nyamuk. Manusia diinokulasi lewat gigitan.
Radang otak kuda (“Efuine encephalitis”)
Virus radang otak (Amerika Serikat Timur, Kanada, Finipina, Kuba dan Amerika Selatan)
Nyamuk (Aedes spp, culex spp, Mansonia titillans)
Patogen berkembsngbiak di dalam jaringan nyamuk. Manusia diinokulasi lewat gigitan.
Demam kutu kolorado
Virus demam kutu kolorado (Amerika Serikat Barat)
Kutu kayu (Dermacentor anderson)
Patogen berkembangbiak di dalam jaringan kutu. Manusia didinokulasi lewat gigitan kutu.








2.3     PENYAKIT YANG DITULARKAN OLEH ARTHROPODA
1.      SAMPAR
Pandemi sampar (PES) disebut kematian hitam karena menunjukkan gejalan lebam parah, yaitu kulit berwarna biru sampai unggu yang merupakan ciri khas penyakit ini. Sampar disebabkan oleh bakteri, menjangkiti manusia dalam tiga bentuk. Yang paling umum ialah:
o   Sampar barah : penyakit ini memiliki ciri rasa mengigil, demam, mual, muntah, lemah seluruh badan dan membesarnya, memboroknya serta bernanahnya kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang membesar dinamakan barah, karena itulah penyakit ini dinamakan sampar barah.
o   Sampar septisemi primer : penyakit ini mirip dengan sampar barah di dalam segala hal, kecuali bahwa di sini barah tidak terbentuk. Infeksi ditularkan lewat gigitan kutu yang terinfeksi
o   Sampar pneumonik primer : bentuk ini dahsyat (mendadak dan parah), menyebabkan badan sangat lemah, pernapasan tertekan, dan kematian – sering kali terjadi beberapa jam setelah terkena.

Biologi Yersinia Pestis
Yersinia pestis dikenal sebagi penyebab penyakit sampar oleh A.J.E Yersin dalam tahun 1894. Ciri-ciri: basilus gram negatif, gemuk dan tidak memfermentasi laktose, tidak bergerak, tidak membentuk spora, dan pleomorfik. Basilus sampar adalh anaerob fakultatif. Suhu pertumbuhan yang optimum yaitu 28oC.

Sifat Patogenisitas Sampar
Semua mikroorganisme sampar yang virulen menghasilkan antigen antifagosit dan toksin intraselular yang menyerang sistem pembuluh, menyebabkan renjatan yang tidak dapat pulih dan kematian. Tetapi, sifat pada basilus sampar ini menyebabkan virulensi yang tinggi dan masih belum diketahui dengan tepat. Pengobatan penyakit ini dengan streptomisin, klorafenikol atau tetrasiklin cukup efektif.

Diagnosa Laboratoris Penyakit Sampar
Dahak, darah dan cairan barah. Diagnosa diperkuat dengan cara mengisolasi Y. pestis dan akan menunnjukan kenaikan kadar antibodi sebanyak empat kali.


Epidemiologi Sampar
Penyakit sampar ditularkan kepada manusia melalui gigitan kutu tikus yang tergolong ke dalam genus Xenopsylla. Artropoda ini menjadi trinfeksi karena mengigit tikus atau binatang pengerat lainnya yang merupakan sumber organisme ini.
Ekologi sampar ada dua macam. Sampar enzootik dan sampar epizootik. Sampar enzootik terjadi pada populasi binatang pengerat sebagai inang yang resisten tanpa disertai mortalitas yang berlebihan. Sampar. epizootik terjadi bila basilus sampar menyerang populasi binantang pengerat dan binatang kecil lain yang memiliki kerentanan yang sedang sampai tinggi.

Pencegahan Sampar
Pencegahan bergantung pada pengendalian dan pembasmian kutu dan tikus. Di daerah sampar enzootik dan epizootik umum terjadi, program pengendalian kutu secara efektif harus mendahului pengurangan jumlah binatang pengerat. Standar kebersihan yang tinggi diperlukan untuk mengendalikan sampar. Imunisasi dengan vaksin sampar mengurangi insiden dan keganasan penyakit. Vaksin sampar yang diizinkan untuk digunakan di Amerika Serikat dibuat dari organisme Y.pestis yang ditumbuhkan di dalam media bautan, dan dibuat tidak aktif dengan formalin serta diawetkan di dalam fenol.

2.      DEMAM KUNING
Demam kuning adalah penyakit menular yang akut dan disebabkan oleh arbovirus. demam ini dikenali sebagi penyakit untuk pertama kalinya pada abad ketujuh belas. Demam kuning masih tetap merupakan penyakit arbovirus yang paling gawat di daerah tropika.
Sebagaimana khasnya infeksi oleh arbovirus, keparahan sindrom klinisnya sangat beragam, berkisar dari infeksi yang tidak nampak jelas, demam ringan, sampai kepada serangan yang mendadak, parah dan mematikan.jadi, pada manusia penyakit ini berkisar dari reaksi demam yang hampir tak terlihat sampai keadaan yang parah.
Penyakit yang berkembang sempurna demam kuning terdiri tiga periode klinis yaitu :
o   Infeksi : bertepatan dengan viremia atau adanya virus dalam darah-pusing, sakit punggung, sakit otot, demam, mual dan muntah
o   Remisi : gelaja infeksi surut
o   Intoksikasi : suhu naik lagi, pendarahan diusus yang ditunjukan oleh muntah berwarna hitam


Biologi Virus Demam Kuning
o   Virus demam kuning : virus RNA kecil tergolong flavivirus.
o   Termasuk anggota famili Togaviridae
o   Togavirus: virus RNA berutasan tunggal dengan bentuk ikosahedral dan terbungkus didalam sampul lemak.
o   Berdiameter: 20-60 nm
o   Berkembangbiak didalam sitoplasma dan menjadi dewasa dengan membentuk kuncup dari membran sitoplasma

Sifat Patogenisitas Demam Kuning
o   Arbovirus memiliki kemampuan khas untuk berkembangbiak didalam jaringan vertebrata beberapa artropoda penghisap darah
o   Penyebab : Menyebabkan kerusakan jaringan dan terganggu fungsi organ dan akhirnya menyebabkan kematian inang.
o   Pada demam kuning, kerusakan pada hati mengakibatkan berkembangnya penyakit kuning
o   Pengobatan: Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini kecuali pengobatan untuk menghilangkan gejala dan menguatkan badan

Diagnosis laboratoris Demam Kuning
Darah harus diperoleh sedini mungkin, Serum yang diperoleh harus dipergunakan untuk mengisolasi virus penyebabnya dan melakukan uji serologis. Usaha untuk mengisolasi virus dengan cara menginokulasikan serum tersebut ke dalam otak tikus yang masih menyusu hanya dapat berhasil selam dua hari pertama sejak terlihatnya penyakit secara klinis.

Epidemiologi Demam Kuning
Demam kuning : akibat adanya dua daur pemindah sebaran virus pada dasarnya berbeda, yaitu kota dan hutan (silvatik). Daur kota dipindah sebarkan dari orang keorang lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. sekali terinfeksi, nyamuk vektor akan mampu menyebabkan infeksi seumur hidup. Demam kuning silvan (hutan) berjangkit pada hewan liar.


Pencegahan Demam kuning
Melakukan pembasmian nyamuk A.aegypti. Pencegahan demam kuning hutan pada manusia dapat dicegah dengan cara imunisasi. Vaksinnya merupakan siapan virus hidup yang dilemahkan. Vaksinnya dibuat dalam telur berembrio.

3.      MALARIA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular paling umum pada manusia, menyebabkan akibat yang mengerikan dan mortalitas yang nyata. Dari keempat spesies Plasmodium (Protozoa) yang patogenik bagi manusia, P. falciparum dan P.vivax emrupakan dua jenis yang paling umu menyebabkan infeksi.
Gejala-gejala penyakit :
o   Gejala akan timbul 10 -16 hari setelah terinfeksi oleh nyamuk.
o   Timbul rasa mengigil yang datang secara berkala
o   Demam
o   Pusing
o   Berkeringat
o   Limpa menjadi membesar dan lunak
o   Pada akhirnya penderita menjadi lemah dan kecapaian
o   Terjadi anemia




Biologi Parasit Malaria
Parasit malaria : protozoa yang tergolong kedalam kelompok yang dikenal sebagai Sporozoa. Genus : Plasmodium. Ada empat spesies Plasmodium yang menyebabakan malaria pada manusia: Plasmodium falciparum, P.vivax, P.malariae, dan p. ovale.
Spesies Plasmodium memiliki daur hidup yang rumit.


Sifat Patogenisitas Malaria
Pada malaria, penyakit ini disebabkan oleh daur eritrositik aseksual. Pecahnya butir-butir darah merah terinfeksi pada waktu selesainya skizogoni terdapat setiap 48 jam pada P. vivax dan P. ovale dan setiap 72 jam pada P. malariae, bertepatan dengan timbulnya rasa mengigil dan gejala lain.  Laju kematian tinggi :
Malaria fasiparum sebagian disebabkan oleh tingginya laju reproduksi bentuk eritrositik aseksual parasit tersebut. Urat-urat darah halus dan kapiler pada jantung tersumbat oleh eritrosit yang terserang parasit. Keefektifan aliran darah koroner dan fungsi jantung menjadi berkurang.

Diagnosis Laboratoris Malaria
Gejala khas malaria serupa dengan gejala berbagai infeksi manusia lainnya.oleh sebab itu diagnosis dilakukan dilaboratorium dengan memnunjukkan adanya parasit pada olesan darah penderita. Uji antobodi-fluoresen tak langsung dan hemaglutinasi tak langsung dipakai dalam diagnosis malaria, tetapi antobodi biasanya tidak terdeteksi sampai sesudah minggu kedua infeksi.



Pencegahan malaria
Pengendalian  malaria bergantung pada pembasmian vektor serangga yang menularkan penyakit tersebut. Pengendalian untuk perorangan:
o   Digunakan kelambu di sekeliling tempat tidur,
o   Rumah dapat dipasangi kasa
o   Dapat juga digunakan sepatu bot untuk melindungi kaki terhadap nyamuk
o   Pengendalian insektisida
o   Penolak serangga
Obat : Kina, kuinakrin, klorokuin dan primakuin. Klorokuin: menghancurkan merozoit didalam darah, Primakuin: menghancurkan skizon yang terdapat dalam hati.
























BAB III
PENUTUP

3.1    KESIMPULAN
o   Arthropoda sebagai vektor (penular) penyakit berarti arthropoda yang dapat memindahkan suatu penyakit dari orang yang sakit terhadap orang yang sehat dimana dalam hal ini arthropoda secara aktif menularkan mikroorganisme/ bibit penyakit seperti kuman, virus, protozoa, cacing dsb dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai tuan rumah perantara dari mikroorganisme tersebut, contoh arthropoda : nyamuk, lalat, kutu, kecoak dsb.
o   Penyakit yang ditularkan oleh artropoda : sampar, demam kuning dan malaria.
o   Pandemi sampar (PES) disebut kematian hitam karena menunjukkan gejalan lebam parah, yaitu kulit berwarna biru sampai unggu yang merupakan ciri khas penyakit ini. Sampar disebabkan oleh bakteri, menjangkiti manusia dalam tiga bentuk.
o   Demam kuning adalah penyakit menular yang akut dan disebabkan oleh arbovirus. demam ini dikenali sebagi penyakit untuk pertama kalinya pada abad ketujuh belas. Demam kuning masih tetap merupakan penyakit arbovirus yang paling gawat di daerah tropika.
o   Malaria merupakan salah satu penyakit menular paling umum pada manusia, menyebabkan akibat yang mengerikan dan mortalitas yang nyata.














DAFTAR PUSTAKA


Chan,E.C.S dkk. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi II. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar